Minggu, 21 September 2014

Perjalanan Hidup

Lika-Liku Perjalanan Hidup
Agus Akbar lahir di Ujung Pandang (sekarang Makassar) Sul-Sel tanggal 25 Desember 1979 dari anak Nursianah dan Sulaiman seorang pedagang kecil. Jalur pedidikan mulaidari SD   Mariso III, SMP Negeri I dan SMA Muhammadiyah IV Makasaar. Kehidupan anak-anak  hingga dewasa tumbuh sebagai pemuda Makassar yang tak terlepas dari lingkungan keras, alkohol, narkoba dan kebebasan pergaulan membuatnya terseret pengaruh lingkungan. Lalu hijrah di salah satu perumahan di Makassar dilingkungan inilah mulai mengenal lingkungan pendidikan karena banyak tetangga Dosen IAIN Alauddin Makassar yang sekarang menjadi Universitas Islam Negeri. Dari lingkungan inilah hingga masuk diperguruan tinggi IAIN  Alauddin Makassar pada fakultas Tabiyah (Pendidikan) jurusan Kependidikan Islam (sekarang MPI) Kerena perekonomian keluarga yang sangat sederhana
sehingga menempuh perkuliahan selama 5 tahun karena harus bekerja sebagai buruh harian pabrik kayu.
Menyelesaikan kuliah di tahun 2004 saat kurangnya lapangan pekerjaan serta kerasnya persaingan kerja hingga sempat merasakan pengangguran. Sebagai anak pertama dari empat bersaudara membutnya harus bekerja keras dan apa adanya. Selain pernah bekerja sebagai buruh pabrik, pernah juga sebagai buruh bangunan, tukang cat dan sales marketing kartu kredit bank swasta. Mencoba merantau di Kendari Sultra tapi pulang dengan tangan hampa.
Untuk mengobati kegalauan hidup lalu berkunjung dikampung nenek Kabupaten Barru Sul-Sel dan akhirnya berkenalan dengan seorang Kepala Desa hingga akhirnya bekerja sebagai honorer staf Desa dengan posisi Sekretaris Desa selama 2 tahun. Kesenangannya memasuki setiap pelosok desa dan melakukan pendataan membuatnya berkenalan dengan gadis desa bernama Asriani yang jauh lebih muda 10 tahun. Walaupun sempat ditentang keluarga karena status sosial tidak merubah tekadnya untuk menikah dengan atas nama cinta. Hidup di pelosok desa bersama istri tercinta cukup membuatnya bahagia selain kerja sebagai pegawai honor sekretaris desa dirumah juga memelihara hewan ternak seperti sapi, ayam dan itik serta ikut panen padi. Sungguh kehidupan berbelok 180 derajat yang dulunya hidup diiruk pikuk kota Makassar akhirnya hidup di pelosok desa sebagai masyarakat pedalaman.
Walaupun Asriani seorang gadis desa dia memiliki tekad yang kuat untuk merubah hidup hingga mengajak mengadu nasib di kota Tarakan Kaltara. Numpang di rumah saudara membuatnya berat lalu kontrak rumah sederhana. Kesetiaan istri tidak diragukan walaupun dalam keadaan hamil tetap setia mendampingi mengelilingi kota Tarakan untuk mencari pekerjaan. Ternyata di kota Tarakan pun tidak mudah mencari pekerjaan dengan terpaksa
kembali bekerja sebagai buruh harian. Hingga akhirnya penerimaan CPNS di Kabupaten Tana Tidung yang saat itu masih kabupaten baru yang membutuhkan banyak pengawai daerah ditahun 2009. Berbekal uang kiriman orang tua, doa orang tua, doa istri dan anak yang masih dalam kandungan, hingga Allah SWT mentakdirkan sebagai PNS dengan posisi guru SD.
Ditempatkan di Sekolah Dasar dipelosok daerah transmigrasi Tanah Merah Kecamatan Tana Lia Kabupaten Tana Tidung membuatnya bahagia walaupun serba keterbatasan. 4 tahun jadi guru SD di pelosok, Tampa disangka dan diduga mendapat tugas belajar pascasarjana S.2 di Universitas Negeri Jakarta. Bagaikan katak dalam tempurung selama dipelosok kehidupan ibu kota serta lingkungan perkuliahan kampus membuatnya sadar akan pentingnya tehnologi informasi dan komunukasi. Di beri perkuliahan dengan dosen-dosen berkualitas membuatnya sadar bahwa banyak kekeliuran dalam meberikan pelajaran kepada siswa selama ini dan membuatnya haus akan ilmu pengetahuan hingga membuatnya semangat belajar. Termaksud belajar dan berbagi informasi pendidikan dimedia sosial Facebook dengan Akun Agus Akbar Dualima, Tweeter dengan akun Maju Guru Indonesia @agusakbar25 dan agusakbar25.blogspot.com.
Selama tugas belajar di Jakarta tetap didampingi istri setia dan 2 anak menyelesaikan perkuliahan.
Inilah salah satu lika-liku perjalanan hidup anak manusia, tentu setiap orangpun memiliki perjalanan hidup yang berbeda-beda, Cuma ada yang jalannya lurus dan ada yang penuh lika-liku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar